07:47
0

Jaman dulu saya sekolah SMA sekitar 2000an naik sepeda onthel saja sudah bahagia, apalagi jalan kaki bareng bareng sama teman teman, ngobrol dan bercanda dijalanan, rasa solidaritas dan persahabatan tak ada duanya, tapi apa yang terjadi di masa depan mungkin akan diluar nalar, persahabatan masa sma sulit dan senang ditanggung bersama sepertinya sudah sirna apalagi kini sekolah mengijinkan anak didiknya bawa mobil kesekolah, bukan kebersamaan lagi yang ada tapi kesenjangan sosial yang tinggi di kalangan pelajar akan nampak.

Entah apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di indonesia khususnya di kota surabaya, kenapa sekolah, guru dan orang tua mengijinkan anak didiknya membawa mobil kesekolah. Padahal di daerah lain jika ada murid yang ketahuan bawa mobil bahkan dikeluarkan dari sekolahnya. Bawa mobil kesekolah sebenarnya adalah hal yang buruk bagi pelajar alasannya pertama dia belum punya sim dan usia yang terlalu dini mengendarai roda empat,bawa motor saja sudah berbahaya bagi pelajar apalagi bawa mobil.  kedua sekolah adalah madrasah tempat melatih ahlaq  yang baik jika ada yang membawa mobil apalagi mobil mewah tentu sekolahan bukan lagi terlihat seperti dunia pendidikan tapi tempat ajang pamer kekayaan orang tuanya yang menimbulkan kesenjangan sosial bagi murid lainnya, sekolah seharusnya mengajarkan mindset bahwa semua pelajar di sini sama rata sama haknya tidak ada yang dibedakan sama sama mencari ilmu karena simbol berseragam adalah disini maknanya. Beda lagi kalau dijalan raya bawa mobil mewah dan butut ada bedanya, tapi kalau disekolah seharusnya mengajarkan bahwa anak miskin dan kaya sama tidak ada yang berbeda. Tapi kalau sekolah sudah mengijinkan anak orang kaya bawa mobil itu sama saja bukan tempat pendidikan tapi tempat pamer.

Sebagaimana diberitakan dari tribunnews.comGaya hidup anak muda di kota metropolitas seperti Surabaya kini sudah semakin maju. Termasuk gaya hidup anak muda di sekolah.Siswa berseragam abu-abu di Surabaya kini bahkan sudah tidak tabu untuk membawa mobil pribadi ketika ke sekolah.Sebagian dari mereka bahkan menggunakan tren mengendarai roda empat sebagai gaya hidup yang harus diikuti.Seperti dilihat saja di kawasan SMA komplek. Setiap pagi hingga sore kawasan tersebut selalu penuh dengan mobil yang terjajar rapi.

Jangan salah, mobil-mobil tersebut bukan milik guru pengajar di sekolah komplek. Melainkan sebagian besar adalah milik para siswa.Beberapa di antaranya adalah mobil mewah yang sengaja dipercayakan para orang tua untuk dibawa putra-putrinya selama sekolah. Alasan utamanya, agar aman.Salah satunya adalah Nadhief F.S.A. siswa kelas XII yang bersekolah di SMAN 2 ini sudah dua tahun ini membawa mobil ke sekolah. Jenis mobil yang ia gunakan sehari hari pun adalah mobil sport, Rubicon."Setiap hari ya pakainya ini. Disuruh orang tua pakai ini sejak dua tahun lalu," ucap Nadhief.

Menurutnya orang tuanya memang lebih protektif. Misalnya, untuk urusan berkendara, ia lebih dipercaya untuk mengendarai roda empat dibandingkan roda dua.Dari rumahnya di kawasan Dharma Husada ia menyebut jarak tempuhnya memang tidak jauh.Namun, biasanya kegiatan usai sekolah yang cukup banyak membuatnya harus rela riwa-riwi. Seperti les dan ikut organisasi pelajar.Meski begitu ia mengaku sudah dibekali SIM sejak awal. Sebab cukup banyak polisi yang kerap merazia kendaraan roda empat yang dibawa oleh siswa berseragam.

"Sudah punya SIM dong. Kalau nggak bawa SIM malah bahaya, nanti kena razia," katanya.Lain halnya cerita dari Adela Kanita. Siswi kelas XI SMAN 2 Surabaya ini sudah hampir satu semester membawa mobil ini mengaku lebih enjoy ketika membawa mobil sendiri.Meski mengaku belum mengantongi KTP apalagi SIM, ia mengaku percaya diri saja melenggang mengarungi jalanan Surabaya dari kawasan Surabaya Barat ini."Rumahnya di Sambikerep, sebelum naik mobil sendiri saya bareng sepupu. Tapi kan sekarang ada adik, jadi bareng saja sama adik bawa mobil dari orang tua," kata Adel.

Adel mengaku tidak takut dirazia polisi. Sebab orang tuanya pun sudah berpesan, tidak masalah membawa mobil di jalanan meski tanpa SIM."Asalkan nggak ngebut dan tidak sembarangan melanggar rambu lalu lintas," ucapnya.Selama ini ia juga mengaku belum pernah terazia polisi ataupun kedapatan dalam pemeriksaan polisi.Ia biasa lewat tol ke tengah kota dan langsung menuju sekolah."Di sekolah nggak mengizinkan sebenarnya tapi juga nggak melarang. Tapi ya nggak ada parkir khusus. Yang di dalam cuma buat parkir guru," pungkasnya.

0 komentar:

Post a Comment