ilustrasi |
sedikit prakata dari penulis blog
cerita ini sekitar 3 tahunan yang lalu tepatnya Februari 2013, kegiatan motocross menelan korban jiwa karena ketidak siapan mental dan fisik panitia dan peserta, panitia yang kurang memperhatikan peserta dan peserta yang kurang kesiapan bekal dsb. ajang motocross adventure ini tergolong jarak pendek tidak seperti ajang rally dakar yang melintasi padang pasir bukit bukit sampai ribuan kilometer, akan tetapi walau pun trek pendek kalau kurang kesiapan maka berakibat fatal juga, apalagi jalur tracknya mungkin ada yang keramat dan sebagainya hehehe.. apalagi nanti kalau ada binatang buas babi hutan, harimau ular dan sebagainya benar-benar petualangan hidup dan mati bukan sekedar motocross hehehe... karena kita ketahui hutan kalimantan yang terkenal sangit atau keramat banyak yang belum terjamah manusia sehingga patut waspada tidak sembrono lebih utama untuk trek jarak jauh itu harus ada pos pos panitia semacam kegiatan camping atau hiking, masih ingat bukan ketika kita masih smp atau sma ada kegiatan persami atau camping, ada panitia ada peserta ada pos pos jaga itu semua berguna tidak hanya untuk kegiatan pramuka saja kegiatan kompetisi apapun tetap dibutuhkan. apalagi peserta harus membawa bekal makanan minuman apalagi bensin cadangan harus bawa mengigat tangki bensin motor trail itu kecil kapasitasnya tidak bisa untuk jarak yang terlalu jauh, nanti kalau nyasar terus kehabisan bensin gimana, terus peserta juga harus bawa bekal makanan minuman yang cukup untuk berkendara seharian dimedan berat semacam itu tidak hanya dengan tangan kosong dan helm serta motor mengingat kita juga anggap kegiatan motocross bukan semacam adu kebut menang kompetisi tapi adalah ajang kegiatan happy fun adventure yang penting fun menang kalah urusan belakang tidak seperti pertandingan racing disirkuit klo peserta kelelahan ada kantin buat istirahat dan makan. mengingat cross adalah seperti petualangan seperti halnya camping, hiking ataupun mendaki gunung maka perlu bawa bekal yang cukup agar tidak terulang seperti kejadian yang saya rangkum dari media berikut.
berikut beritanya...
Kasus tewasnya ekpatrian Michael Andrian Headley, 35, ketika mengikuti Two Days Adventure di Balikpapan, Kaltim cukup mencoreng dunia adventure Indonesia.
Insiden ini merupakan yang termasuk paling berat dalam sejarah dunia adventure Indonesia yang tengah berkembang. Menilik kasus ini pecinta adventure Indonesia berharap panitia bisa mengambil hikmah dan memperbaiki agar tidak terjadi hal serupa di event mendatang.
Menurut krosser senior yang juga adventurer kawakan Pieter Tanujaya, peristiwa seperti ini seharusnya bisa dihindari. "Dalam kasus ini panitia dan peserta nampaknya kurang persiapan," kata Pieter dihubungi krosser-online.com Selasa (20/2) siang.
Pieter yang sudah malang melintang di berbagai trek adventure di berbagai pulau ini menjelaskan seharusnya panitia lebih jeli melihat situasi. "Jarak 110 kilometer tergolong pendek, namun jangan disangka apabila cuaca buruk jalur ini bisa menjadi neraka buat pesertanya, mestinya panitia menempatkan petugas-petugas evakuasi di titik rawan dan memiliki jalur evakuasi/pintas," kata Pieter.
Soal adanya krosser yang telanjur masuk hutan sebelum jalur ditutup panitia, Pieter mengingatkan seharusnya panitia sudah memiliki pos-pos penutupan jalur sejak dini apabila cuaca tidak mendukung dan segera sigap melakukan pencarian apabila sudah telanjur ada yang masuk.
"Peserta juga jangan mengabaikan perbekalan, ini sangat penting dalam setiap rombongan mestinya ada yang membawa perbekalan cukup mengantisipasi hal semacam ini. Tidak adanya air minum di hutan merupakan persoalan serius," kata Pieter.
Menurut informasi yang diperoleh, Mick (sapaan akrab almarhum) ditemukan kritis tergeletak di pinggir jalan oleh peserta lain yang berjalan kaki keluar hutan karena motornya rusak, disampingnya ada pohon tumbang. Ia ditemani ekspatriat lain dan seorang WNI peserta. Izal si peserta ini terpaksa berjalan selama empat jam sebelum bertemu korban karena motornya bermasalah (baca berita terkait). Sepanjang perjalanan di hutan ia mengaku setiap seratus meter bertemu dengan kelompok-kelompok peserta yang kedinginan dan kelelahan. Kala itu sekitar pukul 9 malam.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi ratusan peserta yang kelelahan kehasuan dan kedinginan malam itu di tengah hutam. Sebagian besar baru bisa dievakuasi dari hutan pukul 11.00 WITA. Sampai pukul 14.00 tersisa 20 orang yang belum terevakuasi.
Dari 130-an peserta yang masuk jalur ekstrem, hanya 25 orang yang lolos pada Sabtu malam. Sisanya yang 105 peserta menginap di dalam Tahura atau memilih berjalan kaki.
“Kami berjalan memotong kompas supaya bisa keluar,” ucap Hakim alias Suzukino. Bersama 20-an peserta dari Bontang, mereka akhirnya keluar.
Tim evakuasi pun bergerak sejak Sabtu malam. Setelah mengeluarkan jenazah Michael, tim melanjutkan usaha evakuasi ratusan pemotor yang terjebak.
Pencarian dari udara
Ahad pagi, pencarian pun dilakukan dari udara. Kepada para peserta, bahan makanan disalurkan lewat udara. Air bersih adalah yang paling langka selama terkurung di dalam hutan. Bahkan, menurut cerita peserta, ada yang terpaksa meminum air parit saking dahaganya.
Setelah lebih 12 jam di dalam hutan, pada pukul 11.00 Wita, sebanyak 50-an peserta berhasil dievakuasi. “Sampai pukul dua siang, tersisa 20 peserta yang belum dievakuasi,” ucap Kapolsek Tahura, Polres Kukar, AKP Kadiyo.
Sore kemarin, seluruh peserta sudah berhasil dikeluarkan dari Tahura. Sebagian melalui Kilometer 62, sebagian lainnya melalui Semoi, PPU. Evakuasi berlangsung lebih dari 18 jam melibatkan Badan SAR Nasional, kepolisian Kukar, anggota TNI, Brimob Polda Kaltim, PMI, dan instansi lainnya.
Mick sendiri kabarnya berhasil dievakuasi pukul 02.00 dinihari.
“Baru bisa dievakuasi ke jalan raya sekitar enam jam kemudian atau pukul 02.00 Wita,” terang Boy, panitia B2DE4 2013.
Michael yang tergabung di Kota Balikpapan diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Jenazahnya harus dibawa keluar hutan dengan berjalan kaki. Begitu tiba di tepi jalan, mobil ambulans membawa jasad Michael ke Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Kemudian dipindahkan ke Ruang Mortuary RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, untuk diautopsi jika mendapat persetujuan pihak keluarga melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
“Kami sudah menginformasikan ke Kedutaan Besar,” jelas Arin Tafnida, penanggung jawab B2DE4/2013. Semoga peristiwa seperti ini jangan sampai terulang. (indonesiaindonesia.com)
sumber berita lain mengatakan
Crosser asal Australia, Headley Michael Adrian (30 tahun), tewas dalam kejuaraan "cross country" dengan motor trail (Trail Adventure) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16/2) malam.Headley Michael Adrian (Mick) meninggal dunia diduga karena kelelahan dan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) yang luar biasa saat melintas di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, dari Bukit Bangkirai hingga Km 62 Jalan Soekarno-Hatta. Kawasan itu berada di wilayah adminstrasi Semoi, Penajam Paser Utara dan sebagian lagi Samboja, Kutai Kartanegara. "Mick sempat mengalami kesulitan bernapas," tutur Alief Yuvana, crosser Balikpapan, Minggu. Nyawa Mick tak tertolong lagi pada Sabtu (16/2) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Jenazah Mick berhasil dievakuasi pada Minggu dinihari sekitar pukul 01.00 Wita.
Ia dibawa keluar melalui muara jalan tanah di Km 62 Jalan Soekarno-Hatta, Samboja dan terus dibawa ke RS Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan. Insiden Mick ini membuat lomba dihentikan dan seluruh rute dibatalkan. Para crosser diminta kembali ke Balikpapan melalui on road, Jalan Soekarno-Hatta yang terdekat dari posisinya masing-masing. "Sebagian besar yang sudah berada di Tahura keluar lewat Km 62, sebagian lewat Km 38," tutur Denny Warrouw, team leader atau pemimpin rombongan dan penunjuk jalan.
Sampai Minggu pagi, masih ada sekitar 50 crosser yang bermalam di hutan. Panitia menyuplai mereka dengan makanan melalui helikopter. Setelah tengah hari, pada pukul 14.00 Wita, mereka yang belum keluar dari trek tinggal 20 orang yang dikabarkan dari Palu, Sulawesi Tengah.
Evakuasi itu hanya untuk orang sehingga bila motor terbenam di dalam lumpur, untuk sementara ditinggal saja. sehari sebelumnya, "Balikpapan 2 Days Enduro" mengambil start di halaman Dome, Gedung Pertemuan dan Olahraga di Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan, Sabtu (16/2) tepat pukul 08.00 Wita.
Pesertanya tak kurang dari 800 penggemar "trail adventure" hampir dari seluruh Indonesia. Acara itu adalah salah satu acara memeriahkan HUT Ke-116 Kota Balikpapan.
Mick ikut kegiatan ini bersama sejumlah teman-teman ekspatriatnya, baik dari teman kantornya di PAMA atau dari berbagai kantor dan bangsa. Dari Dome, peserta masuk medan tanah mulai dari Balikpapan Regency hingga Waduk Manggar di Km 12 Jalan Soekarno Hatta. "Dari sana on road jalan aspal hingga Km 24, dan masuk trek offroad lagi hingga Bukit Bangkirai," tutur Denny Warrouw. Rute antara Bukit Bangkirai-Km 62 diceritakan Budinoyo, crosser Balikpapan lainnya, memang sangat berat. Trek tanah berlumpur dan tanah merah liat membuat motor seolah lengket. Belum lagi medan yang naik turun dan kadang menyisir lereng. "Di kanan atau di kiri jurang, benar-benar perlu fisik prima dan konsentrasi tinggi," sebutnya.
0 komentar:
Post a Comment