Mars merupakan planet yang memiliki jarak 228 juta km dari matahari dan merupakan planet terdekat kedua ke bumi setelah venus, kemudian berapa lamakah jarak yang dibutuhkan pesawat ruang angkasa mencapai mars?
Saat ini, banyak yang memperkirakan jarak Bumi dan Mars adalah 40 juta mil, atau sekitar 56 juta kilometer. Artinya, jarak keduanya sekitar 170 kali jarak Bumi ke bulan.Namun, berdasarkan hitungan dari David Paliwoda dan Jesse Williams, yang dipublikasikan di laman Distancetomars, Bumi dan Mars berada pada sisi berlawanan dan dipisahkan oleh Matahari.Sekarang ini, jarak Bumi dan Mars adalah 225 juta mil, atau sekitar 362 juta kilometer. tetapi pada tanggal 30 Mei 2016, Mars hanya akan berjarak sekitar 75.300.000 kilometer. karena jauh para insinyur yang ingin mengirimkan suara perintah ke Robot Curiosity di Mars harus merekamnya terlebih dahulu.Pasalnya, jika perintah suara itu langsung diberikan kepada Curiosity, dipastikan suara itu akan hilang sebelum sampai ke Mars. Terlalu banyak gangguan di Sistem Tata Surya.Untuk sampai ke Mars, Curiosity telah melakukan perjalanan selama delapan bulan 11 hari. Jarak yang ditempuh sekitar 352 juta mil, atau 567 juta kilometer.
Jika menggunakan roket apollo yang punya kecepatan 40.000 km/jam atau 24.790 Mil perjam, maka jarak dibagi jarak tempuh adalah 75.300.000 km : 40.000 km/jam adalah 78,5 hari. Atau 2 bulan lebih 18 hari. Tetapi itu adalah trek lurus bumi mars, resikonya kehabisan bahan bakar, biasanya untuk menghemat bahan bakar ilmuwan memanfaatkan gravitasi planet untuk ketapel satelit sehingga perjalanannya muter-muter dulu sehingga jaraknya pun lebih jauh lagi dan waktu tempuhnya lebih lama. seperti dulu tahun 2008 ketika misi phoenix mars lander dari bumi ke mars memakan waktu lebih dari 10 bulan. Wahana ini diluncurkan pada 4 Agustus 2007 dan mendarat di Vastitas Borealis di Mars pada 25 Mei 2008.
Sejarah misi phoenix mars lander
Dari wikipedia, Phoenix adalah sebuah wahana antariksa tak berawak dalam misi ke Mars di bawah program Mars Scout. Para ilmuwan yang terlibat dalam misi ini akan menggunakan peralatan-peralatan di atas pesawat pendarat (lander) Phoenix untuk mencari alam sekitar yang sesuai untuk kehidupan mikroorganisme di Mars, dan menyelidiki sejarah air di planet tersebut. Wahana ini diluncurkan pada 4 Agustus 2007 dan mendarat di Vastitas Borealis di Mars pada 25 Mei 2008. Phoenix adalah pendaratan keenam di Mars yang berhasil serta pendaratan sukses pertama di kawasan kutub Mars.Program Phoenix ini dikepalai Laboratorium Bulan dan Planet (Lunar and Planetary Laboratory) Universitas Arizona yang dibimbing Jet Propulsion Laboratory NASA.
Program ini merupakan kerjasama antara universitas-universitas di Amerika Serikat, Kanada, Swiss, Filipina, Denmark, Jerman, Britania Raya, NASA, Lembaga Antariksa Kanada, Institut Meteorologi Finlandia, Lockheed Martin Space Systems, MacDonald Dettwiler & Associates (MDA) dan perusahaan-perusahaan dirgantara lainnya.Pada 25 Juni 2008, NASA memastikan penemuan es di Mars setelah menemukan bahwa bungkahan benda putih yang ditemukan dalam parit yang digali oleh pesawat pendarat Phoenix lenyap dalam empat hari yang menunjukkan bahwa zat tersebut mencair. Phoenix Mars Lander, milik NASA, telah menghentikan komunikasi setelah
beroperasi selama lebih dari lima bulan, demikian keterangan Badan
Antariksa Nasional AS (NASA) sebagaimana dikutip Xinhua.
Tetapi Sebagaimana diperkirakan, penurunan sinar matahari musiman di tempat
pendaratan robot itu tak menyediakan cukup sinar matahari bagi panel
surya untuk mengumpulkan energi yang diperlukan guna mengisi baterei
yang mengoperasikan perangkat satelit tersebut, kata NASA dalam satu
pernyataan.
Para insinyur misi terakhir kali menerima sinyal dari satelit itu pada 2
November 2008. Selain waktu siang hari yang lebih pendek, Phoenix telah
menghadapi langit yang lebih berdebu, awan lebih tebal dan temperatur
yang lebih dingin saat cuaca di bagian utara Mars mendekati musim gugur.
Misi itu melampaui usia operasinya yang direncanakan selama tiga bulan
untuk melaksanakan penelitian dan mengembalikan data ilmiah. Tim proyek
tersebut akan mendengarkan secara seksama selama beberapa pekan ke depan
untuk mendengarkan apakah Phoenix bangkit kembali dan menelefon
pangkalan. Namun, para insinyur sekarang percaya bahwa itu tampaknya tak
mungkin akibat kondisi cuaca yang memburuk di Mars.
Meskipun kegiatan satelit itu telah berakhir, analisis data dari
perangkat tersebut berada pada tahap sangat dini. "Phoenix telah memberi
kita kejutan, dan saya yakin kami akan dapat memperoleh lebih banyak
mutiara dari harta karun data ini selama bertahun-tahun mendatang," kata
Pemimpin Penyelidik Phnoenix Peter Smith dari University of Arizona.
Phoenix, yang diluncurkan pada 4 Agustus 2007, mendarang pada 25 Mei
2008, lebih ke utara dibandingkan dengan pesawat antariksa sebelumnya
yang mendarat di permukaan Mars. Satelit itu menganalisa permukaan
tanah Planet Merah tersebut. Di antara hasil awalnya ialah Phoenix
menunjukkan keberadaan air-es di bagian permukaan Mars, yang pertama
dideteksi satelit Mars Odyssey, milik NASA, secara terpisah pada 2002.
Kamera Phoenix juga mengembalikan lebih dari 25.000 gambar pemandangan
sampai ke dekat tingkat atom dengan menggunakan mikroskop pertama
bertenaga atom yang pernah digunakan di luar Bumi.
"Phoenix bukan hanya menjawab sangat banyak tantangan pendaratan secara
aman, tapi satelit itu juga menyelesaikan penyelidikan ilmiah atas 149
dari 152 hari di Mars sebagai hasil dari pekerjaan penuh dedikasi oleh
satu tim berbakat," kata Maneger Proyek Phoenix Barry Goldstein di Jet
Propulsion Laboratory, NASA.
Prestasi ilmiah awal Phoenix memajukan sasaran studi apakah lingkungan
hidup kutub utara Mars pernah mendukung kehidupan mikroba. Temuan lain
meliputi pencatatan tanah alkalin sedang tidak seperti yang ditemukan
oleh misi terdahulu Mars; temuan konsentrasi kecil garam yang dapat
menjadi gizi bagi kehidupan; temuan garam saringan, yang memiliki dampak
bagi es dan kandungan tanah; dan temuan calcium carbonate, penanda
dampak cairan.
Temuan Phoenix juga mendukung sasaran untuk membelajari sejarah air di
Mars. Temuan itu meliputi penggalian tanah di atas lapisan es,
mengungkat sedikitnya dua jenis berbeda endapan es; pengamatan salju
yang turun dari awan; penyediaan catatan cuaca misi jangka-panjang,
dengan data mengenai temperatur, tekanan, kelembaban dan angin;
pengamatan kabut, awan, salju dan arus angin; dan pengkoordinasian
dengan Mars Reconnaissance Orbiter, milik NASA, untuk melakukan
pengamatan orbit dan darat secara bersamaan mengenai cuaca Mars.
"Phoenix menyediakan langkah penting guna mendorong harapan bahwa kami
dapat memperlihatkan Mars pernah ditinggali dan barangkali mendukung
kehidupan," kata Doug McCuistion, Direktur Mars Exploration Progam di
Markas NASA di Washington.
"Dengan peluncuran satelit mendatang, Mars Science Laboratory, Program Mars tak kan pernah tidur," tambahnya.
salam bikerzone11
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
- APA AJA DEH
- aplikasi android
- Berita Astronomi
- BERITA MOTOR
- berita terkini
- berita unik
- cara membuat blog
- cara membuat website
- Daftar Nama Gunung
- domain
- domainesia
- DOWNLOAD FILM
- download game pc
- download musik
- DOWNLOAD SOFTWARE
- gadget review
- hobi
- hosting
- hosting domain murah
- hosting murah indonesia
- indonesia makin digital
- INFOTEK
- korban trading
- Lakalantas
- MOTOGP
- populer
- SCIENCE
- SEO
0 komentar:
Post a Comment