02:40
0

Abu Raihan Al-Biruni atau dikenal dengan Al Biruni lahir pada 5 September 973 dan meninggal 13 Desember 1048. Ilmuwan muslim ini ahli dalam beragam ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, sejarah, farmasi, obat-obatan dan lain-lain. Salah satu sumbangsih untuk ilmu pengetahuan ialah, Al Biruni menegaskan bahwa Bumi itu berbentuk bulat. Disebutkan bahwa ia telah berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere (bola dunia). 

Website infoastronomy melaporkan, pada usia 17, Al Biruni sudah menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm dengan metode tinggi Matahari. Al Biruni memecahkan persamaan geodesi kompleks untuk menghitung jari-jari Bumi. Ilmuwan muslim ini juga mendapatkan angka sekitar 6339,9 kilometer, hanya berselisih 16,8 kilometer dari nilai modern yaitu 6356,7 kilometer. Sementara pada usia 22 tahun, Al Biruni sudah menulis sejumlah karya ilmiah, termasuk tentang proyeksi peta, penggunaan sistem koordinat 3D–Cartesian dan transformasinya ke sistem koordinat polar.
Untuk pengamatan astronomi, Al Biruni membuat instrumen astronomi, seperti alat untuk mencari kiblat. Al Biruni juga membedakan astrologi dari astronomi. Setelah membaca banyak data hasil pengamatannya, Al Biruni meyakini bahwa Bumi ini bulat, berputar pada porosnya sehari satu kali dan beredar mengelilingi Matahari satu tahun sekali. Ini hal yang bertentangan dengan pendapat umum pada saat itu, namun diyakini Al Biruni paling dekat dengan data-data empiris. (okezone)

Teori Bumi Bulat Al-Biruni Sudah Ada Sebelum Teori Copernicus
Beberapa waktu lalu sempat ramai perdebatan mengenai bentuk bumi. Ada yang bilang bumi itu bulat, seperti yang kita tahu selama ini, namun tak sedikit juga yang berpendapat bahwa bumi itu datar. Jika merunut pada banyak bukti, yang paling benar adalah bumi itu bulat.Rupanya, pencetus teori bumi itu bulat sebenarnya sudah ada sebelum Copernicus. Beliau adalah Abu Raihan Al-Biruni atau dikenal dengan Al-Biruni. Berikut ini kisah dari Al-Biruni, seperti dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.
Al-Biruni lahir pada 5 September 973 dan meninggal 13 Desember 1048. Ilmuwan muslim ini ahli dalam beragam ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, sejarah, farmasi, obat-obatan dan lain-lain.
Salah satu sumbangsih beliau untuk ilmu pengetahuan adalah beliau menegaskan bahwa Bumi itu berbentuk bulat. Disebutkan bahwa ia telah berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere (bola dunia).Sebagaimana lazimnya anak-anak di masa itu, Al-Biruni sudah hafal Alquran sebelum baligh. Tentu saja beliau juga belajar ilmu fiqih dasar dan mempelajarinya dengan serius sehingga pada saat berusia baligh beliau sudah mengenal semua syariat Islam yang wajib diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Beliau lalu menekuni berbagai cabang ilmu sesuai minatnya.
Pada usia 17, Al-Biruni sudah menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm, dengan metode tinggi Matahari. Al-Biruni juga memecahkan persamaan geodesi kompleks untuk menghitung jari-jari Bumi. Dan beliau mendapatkan angka sekitar 6339,9 km, hanya berselisih 16,8 km dari nilai modern yaitu 6356,7 km.
Pada usia 22 tahun, Al-Biruni sudah menulis sejumlah karya ilmiah, termasuk tentang proyeksi peta, penggunaan sistem koordinat 3D–Cartesian (waktu itu tentu saja belum disebut Cartesian) dan transformasinya ke sistem koordinat polar.
Dalam perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan bukunya yang amat berharga tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi, yaitu “Al-Qanun fi’Ulumi Al-Haiati Wal-Nujumi”. Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan bahwa bumi itu bulat, planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak, kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis paksi mengelilingi bumi.
Beliau juga menemukan gerakan kerak bumi yang berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Beliau mengemukakan konsep kekuatan gravitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa bumi berputar pada paksinya. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang.Teori bumi bulat ini kemudian dijadikan acuan oleh Copernicus, yang hidup beberapa abad setelah wafatnya Al-Biruni. Dengan demikian, bisa dibilang ilmuwan Islam banyak menginspirasi dan dijadikan acuan oleh ilmuwan Barat. (jadiberita)

0 komentar:

Post a Comment