bagi anda penggemar astronomi dan astrofotografi pasti takkan melewatkan fenomena langka yaitu hujan meteor orionid, disebut orionid karena sumber titik hujan ini dari rasi orion, berawal dari buka facebook menemukan gambar seperti ini dari facebook saya penasaran kemudian saya cari kebenaran beritanya, benar saja berikut berita tentang hujan meteor 21 oktober 2016, saya kutip dari berbagai sumber, tapi yang mengecewakan bagi saya adalah tidak bisa menyaksikan fenomena astronomi ini karena langit yogyakarta selalu mendung di bulan oktober hehehe
Hujan Meteor Orionid Bisa Disaksikan dari Indonesia
Salah satu
peristiwa antariksa tahunan, yakni hujan meteor Orionid berlangsung di bulan
Oktober ini. Indonesia pun dinyatakan berpeluang mengamatinya.
Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin
menjelaskan, hujan meteor Orionid biasa terjadi selama bulan Oktover sampai
awal November setiap tahun. Sementara untuk puncaknya berlangsung pada 20-21
Oktober.
Thomas pun menyatakan, penduduk Indonesia bisa turut menyaksikannya.
Thomas pun menyatakan, penduduk Indonesia bisa turut menyaksikannya.
"Tadi malam bulan sangat dekat dengan Orion. Dini hari nanti malam (22/10) Indonesia pun berpeluang teramati. Semua daerah Indonesia bisa melihat," ujar Thomas saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (21/10).
Pria berkacamata ini juga menjabarkan tiga syarat agar bisa menyaksikan hujan meteor Orionid dengan mata telanjang. Pertama, cuaca harus cerah. Kedua, tak banyak polusi cahaya. Lalu terakhir, medan pandang tidak terhalang.
"Gangguan cahaya Bulan masih ada yang akan mengurangi jumlah meteor yang tampak," imbuh Thomas.
Prediksi dari tim peneliti di Amerika Serikat juga menuturkan bahwa Bulan akan berada di fase di mana setengah wujudnya terkena cahaya Matahari sehingga membuat langit lebih terang. Fase ini disebut waning gibbous moon, yakni ketika lebih dari setengah permukaan Bulan terkena sinar Matahari karena pergerakan Bumi beriringan dengan orbit Matahari.
Selain itu,fase Bulan tersebut bisa membuat meteor Orionid akan sulit diamati dari Bumi, karena langit mayoritas kemungkinan akan diterangi oleh Bulan. Terlebih meteor Orionid biasanya memang agak redup, sehingga untuk memantaunya perlu lokasi yang jauh dari perkotaan. Meteor Orionid merupakan meteor yang terbentuk dari kumpulan debu dan batu-batu Komet Halley. Oleh karena itu, meteor ini seringkali disebut sebagai 'warisan' Komet Halley. (hnf/tyo)
Nanti malam
masyarakat Indonesia bisa nikmati hujan meteor Orionid!
Merdeka.com
- Hujan meteor yang spektakuler akan bisa kita lihat dengan mata telanjang
di Indonesia. Tak perlu berlama-lama, hujan meteor ini akan menghiasi langit
malam Indonesia pada minggu ini, dan kita bisa melihatnya dengan mata
telanjang.
Hujan
meteor ini merupakan hujan meteor 'Orionid.' Menurut Nature World News, hujan
meteor Orionid adalah fenomena yang berasal dari puing-puing Comet 1p, yang
lebih dikenal dengan Komet Haley. Komet tersebut menghasilkan puing-puing
ketika komet tersebut mengorbit terlalu dekat dengan matahari. Ketika Bumi
melewati puing-puing tersebut, sisa-sisa dari komet akan 'bertabrakan' dengan
atmosfer Bumi dan terbakar. Hal ini menghasilkan meteor yang kerap kita sebut
bintang jatuh.
Puncak
hujan meteor Orionid terjadi pada tanggal 21 Oktober 2016, di mana akan ada 15
hingga 20 meteor per jam. Meteor Orionid akan melaju dengan kecepatan hampir
240 ribu kilometer per jam. Hal ini akan membuat guratan indah pada langit
malam.
Di
Indonesia sendiri, malam puncak hujan meteor terjadi ketika bulan pada fase
bulan bungkuk. Jadi selain hujan meteor, langit akan didominasi oleh terangnya
bulan. Menurut Info Astronomy, mata juga butuh beradaptasi dengan gelapnya
malam dalam waktu dua puluh menit.
Jika
Anda khawatir tak akan melihat hujan meteor malam ini, tak perlu khawatir.
Pasalnya meteor melesat selebar 30 derajat dari titik radiannya, dan melesatnya
ke segala arah. Jadi jika Anda memang tak bisa melihat, kemungkinan besar
langit sedang mendung, polusi cahaya, atau kalah terang dengan cahaya bulan.
Semoga
bermanfaat dan selamat menikmati hujan meteor dengan mata telanjang!
Malam Ini Ada Fenomena Tahunan Hujan Meteor Orionid
CNN Indonesia -- Hujan meteor Orionid memang merupakan peristiwa antariksa yang terjadi secara tahunan, tepatnya ia berlangsung setiap bulan Oktober. Sayangnya di tahun 2016 fenomena ini diprediksi bakal terhalang oleh cahaya Bulan.Hujan meteor Orionid mencapai masa puncaknya pada Jumat pagi (21/10) waktu Amerika Serikat atau kira-kira Jumat malam waktu Jakarta.
Tim peneliti memprediksi Bulan akan berada di fase di mana setengah wujudnya terkena cahaya Matahari sehingga membuat langit lebih terang. Fase ini disebut waning gibbous moon, yakni ketika lebih dari setengah permukaan Bulan terkena sinar Matahari karena pergerakan Bumi beriringan dengan orbit Matahari.
Nah, fase Bulan tersebut membuat meteor Orionid akan sulit diamati dari Bumi, karena langit mayoritas kemungkinan akan diterangi oleh Bulan. Terlebih meteor Orionid biasanya memang agak redup, sehingga untuk memantaunya perlu lokasi yang jauh dari perkotaan.
Mengutip portal berita CBS News, kendati begitu masih ada harapan untuk menyaksikan hujan meteor Orionid. Saat puncaknya, Bulan akan berada di konstelasi dekat Gemini dengan tingkat cahaya dari Matahari sekitar 62 persen. Disarankan menyaksikan meteor Orionid pada 22 Oktober pada bagian langit yang menjadi 'asal' Orionid datang sebelum Bulan muncul. Contohnya di daerah lintang pertengahan utara Bumi.
Studi dari para astronom menunjukan bahwa setengah meteor Orionid meninggalkan jejak yang lebih tahan lama terlihat di angkasa ketimbang meteor-meteor lain. Sampai saat ini belum ada kepastian lebih lanjut apakah Indonesia bisa turut menyaksikan fenomena tahunan ini atau tidak. CNNIndonesia.com sudah menghubungi pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) namun belum ada tanggapan terkait hal ini.
Sekadar diketahui, meteor Orionid kerap disebut sebagai 'warisan' komet Halley. Orionoid merupakan meteor yang terbentuk dari kumpulan debu dan batu-batu komet Halley.
Komet Halley sendiri tidak terlihat batang hidungnya dari Bumi sejak 1986, namun sisa batuannya masih bisa terlihat setiap musim gugur ketika Bumi melintasi orbit sang komet. (hnf/tyo)
Bumi Dihujani Meteor Orionid pada 21 Oktober
VIVAnews - Bulan Oktober ini akan diwarnai oleh dua fenomena alam. Satu fenomena Blood Moon dan hujan meteor Orionid.Blood
Moon akan berlangsung pada 8 Oktober nanti, dimana bulan akan tampak
berwarna kemerahan saat gerhana matahari total. Setelah Bulan Merah ini,
menyusul hujan meteor.
"Hujan meteor orionid tersebut akan terjadi pada tanggal 21 Oktober," ungkap Profesor Thomas Djamaluddin selaku Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) kepada VIVAnews, Selasa 7 Oktober 2014.Thomas melanjutkan, fenomena alam tersebut merupakan peristiwa tahunan yang sering terjadi pada akhir Oktober. Kata dia, hujan meteor orionid tersebut berasal dari gugusan komet halley yang melintasi bumi.
Diperkirakan ada sekitar 15 meteor per jam yang akan tampak di langit-langit malam. Perisitiwa tersebut, ungkap ahli astronomi itu, sudah mulai terlihat sejak pukul 22.00 WIB malam sampai subuh nanti."Tapi yang paling bagus untuk melihat hujan metor orionid itu adalah dini hari atau sekitar jam 12 malam hingga menjelang subuh," ungkap dia.
Ketika ditanya, apakah Indonesia bisa menikmati pertunjukkan alam tersebut, Thomas mengatakan di seluruh Indonesia bisa melihat fenomena tersebut."Asal kondisi langit malam waktu nanti dalam kondisi cerah. Kita bisa melihatnya tepat di atas kepala kita karena lokasi negara kita termasuk ada di belahan bumi bagian utara," jelasnya. (ita)
"Hujan meteor orionid tersebut akan terjadi pada tanggal 21 Oktober," ungkap Profesor Thomas Djamaluddin selaku Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) kepada VIVAnews, Selasa 7 Oktober 2014.Thomas melanjutkan, fenomena alam tersebut merupakan peristiwa tahunan yang sering terjadi pada akhir Oktober. Kata dia, hujan meteor orionid tersebut berasal dari gugusan komet halley yang melintasi bumi.
Diperkirakan ada sekitar 15 meteor per jam yang akan tampak di langit-langit malam. Perisitiwa tersebut, ungkap ahli astronomi itu, sudah mulai terlihat sejak pukul 22.00 WIB malam sampai subuh nanti."Tapi yang paling bagus untuk melihat hujan metor orionid itu adalah dini hari atau sekitar jam 12 malam hingga menjelang subuh," ungkap dia.
Ketika ditanya, apakah Indonesia bisa menikmati pertunjukkan alam tersebut, Thomas mengatakan di seluruh Indonesia bisa melihat fenomena tersebut."Asal kondisi langit malam waktu nanti dalam kondisi cerah. Kita bisa melihatnya tepat di atas kepala kita karena lokasi negara kita termasuk ada di belahan bumi bagian utara," jelasnya. (ita)
0 komentar:
Post a Comment