Pendiri perusahaan e-commerce Alibaba yang baru saja
menguasai Lazada, Jack Ma, adalah salah satu manusia terkaya di dunia.
Hartanya sekitar US$23,2 miliar atau lebih dari Rp300 triliun menurut
Forbes.
Ternyata sebelum menjadi bos Alibaba, Jack Ma pernah
ditolak kerja puluhan kali dan kesulitan masuk universitas. “Ada ujian
bagi anak muda untuk masuk ke universitas. Aku gagal tiga kali. Aku
memang banyak gagal. Aku mendaftar 30 pekerjaan dan ditolak semua. Aku
pernah melamar jadi polisi dan dibilang kamu kurang bagus,” katanya,
seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/4/2016).
“Aku
bahkan melamar ke KFC ketika mereka buka di kotaku. Ada 24 orang yang
melamar pekerjaan di sana, 23 orang diterima. Akulah satu-satunya yang
gagal,” tambah Ma menceritakan keakrabannya dengan kegagalan. Tapi
Ma tetap pantang menyerah dan optimistis. Latar belakang keluarganya
yang biasa-biasa saja juga tidak menyurutkan langkahnya menggapai
keberhasilan.
Ma lahir di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok, pada 10
September 1964 atau 52 tahun lampau. Dia punya seorang kakak laki-laki
dan adik perempuan. Ma tumbuh pada zaman Tiongkok yang terisolasi karena
komunisme dan keluarganya tak punya banyak uang. Seperti
kebanyakan orang tua di Tiongkok, ayah dan ibu Ma mendidiknya dengan
keras, tak jarang dengan pukulan. Tapi Ma mengaku menikmati masa
kecilnya. Di sekolah, Ma meski badannya kecil suka berkelahi dengan
teman sekelasnya. “Aku tak pernah takut melawan orang yang lebih besar,”
kata dia.
Sejak kecil, Ma sudah suka belajar. Ia punya minat
besar belajar bahasa Inggris. Pada usia 12 tahun, dia selalu bangun pagi
pada pukul lima untuk pergi ke hotel sehingga bisa praktek bicara
bahasa Inggris dengan orang asing. Dia terus melakukan itu selama
sembilan tahun dan akhirnya menjadi pemandu wisata para turis. Ia
berkawan dengan banyak orang asing dan bahkan pernah mengunjungi sebuah
keluarga di Australia. Nama Jack sendiri adalah panggilan untuknya dari
para turis. Selesai SMA, dia mencoba ujian nasional masuk
perguruan tinggi tapi gagal dua kali. Ma akhirnya memilih kuliah di
Hangzhou Normal University yang diakuinya kurang berkualitas. Ia lulus
pada tahun 1988 dan bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Hangzhou
Institute of Electronic Engineering dengan bayaran hanya US$12 atau
157.140 per bulan.
Ma sempat mencoba melamar pekerjaan lain, dari
restoran KFC, karyawan hotel sampai polisi demi mendapat kesejahteraan
lebih baik. Tapi seperti sudah disebutkan, ia tidak diterima sama
sekali.
Ma akhirnya bertekad mendirikan bisnis sendiri. Dia
mendirikan perusahaan penerjemahan bahasa, tapi hasilnya kurang
memuaskan. Suatu kali, dia sempat diutus perusahan Tiongkok untuk
menagih pinjaman dari seseorang di Amerika Serikat. Tapi ia gagal dan
malah diancam dengan senjata api.
Namun kepergiannya di Amerika
Serikat pada tahun 1995 itu tidak percuma. Salah seorang temannya di
Seattle menunjukkan padanya teknologi Internet yang dianggap Ma peluang
bisnis menjanjikan. Tahun itu, dia mendirikan perusahaan Internet
pertamanya, sebuah direktori online bernama China Pages. Pada tahun 1999, ia mendirikan perusahaan perdagangan online
Alibaba dari kamarnya di Hangzhou dengan 17 temannya. Mereka berhasil
mengumpulkan pendanaan pertama senilai US$60.000 atau Rp785 juta. Pada
waktu itu, e-commerce belum dikenal di Tiongkok.
Ternyata
Alibaba kemudian sukses dan banyak menarik perhatian investor. Pada
Oktober 1999, perusahaan itu sudah memperoleh investasi US$5 juta atau
Rp65 miliar dari Goldman Sachs dan US$20 juta atau setara dengan Rp261
miliar lagi dari Softbank.
Alibaba Berkembang Pesat
Alibaba
terus berkembang pesat. Pada tahun 2005, Yahoo memberikan dana US$1
miliar atau Rp13,1 triliun pada Alibaba dengan imbalan 40% kepemilikan
saham. Sejak saat itu, laju Alibaba tak terbendung dan menghantarkan Ma
menjadi orang paling berduit di Tiongkok.
Pada Maret 2013, tercatat 80% penjualan online di Tiongkok dilakukan melalui website Alibaba. Ma mundur sebagai CEO Alibaba pada tahun 2013 dan beralih ke posisi Executive Chairman.
Mereka
berdagang saham sejak September dua tahun lalu dan mengumpulkan dana
US$150 miliar. Belakangan, Alibaba mengepakkan sayap ke Asia Tenggara
dengan memborong saham website e commerce Lazada.
Meski
sudah begitu kaya, Ma dikatakan tetap hidup biasa-biasa saja. “Saya
pikir dia tidak berubah banyak, dia masih Ma yang dulu,” kata salah
seorang temannya, Xiao Ping Chen. Ma juga tidak begitu suka
kehidupan pribadinya disorot. Dia diketahui menikah dengan teman
sekolahnya, Zhang Ying. “Dia memang tidak tampan tapi aku jatuh cinta
padanya karena dia bisa melakukan banyak hal yang tidak dapat dilakukan
oleh pria lain,” ucap Zhang. Ma dan Zhang dikaruniai dua orang
anak. Satu lelaki dan satu perempuan. Anak lelakinya menempuh kuliah di
University of California Berkeley.
sumber : solopos.com
Menyesal jadi orang terkaya wkwkwkwk
berita ini memang menarik karena biasanya orang bermimpi jadi kaya raya punya segalanya lain halnya dengan jack ma ini jadi orang terkaya malah menyesal, ingin tahu alasannya simak berikut ini
Siapa yang tak kenal bos Alibaba.com
ini, berkat kejeliannya di bidang teknologi kini kekayaan Jack Ma
dilansir mencapai angka USD 29,3 miliar di tahun 2016. Namun anehnya,
bila menjadi orang kaya di negaranya menjadi impian hampir setiap orang,
maka lain halnya yang dialami oleh bos perusahaan raksasa e-commerce di
Tiongkok tersebut. Ia justru menyesal menjadi orang kaya.
Seperti apa curhatan Jack Ma yang mengaku tidak bahagia setelah menjadi orang kaya?
Punya Banyak Uang Ternyata Jack Ma Tak Bahagia.
Pengakuan ini keluar langsung dari mulut Jack Ma, ia tak bahagia dengan
hidupnya yang sekarang memiliki banyak uang. “Menjadi orang terkarya di
negara saya adalah ‘sakit besar’ karena banyak tekanan yang datang,”
katanya. Namun ia mencoba untuk membuat dirinya bahagia, karena jika
Jack Ma tak bahagia maka semua rekan kerja dan pemegang saham juga ikut
tak bahagia, sheingga pelanggan kurang senang.
Menyesal Pernah Jadi Orang Terkaya di Negaranya.
Dinobatkan sebagai orang terkaya di China ternyata tak membuat Jack Ma
bangga dengan status yang disandangnya. Ia berujar, dengan predikat
tersebut maka orang-orang akan memandangnya sebagai pengusaha sukses
yang bergelimang harta dan bersenang-senang dengan dirinya sendiri.
Untuk mengobati penyesalannya, Ia kini
menggunakan sebagian uangnya untuk berbagi manfaat dengan masyarakat di
sekitarnya. Bahkan Jack Ma berencana akan mendirikan yayasan untuk
menghabiskan uangnya dengan membangun usaha yang bisa memberikan manfaat
untuk masyarakat di China.
Juga Menyesal Telah Melepas Sahamnya ke Publik.
Usai melepas sahamnya dengan harga yang sangat tinggi, justru Jack Ma
menyesal. Ia beranggapan bahwa sekarang ini pertumbuhan Alibaba jauh
lebih buruk dibandingkan ketika masih Ia pegang sebagai perusahaan
pribadi. Seperti perusahaan terbuka lainnya, kini tentu Alibaba
menghadapi pengawasan yang sangat ketat dari pada investor. “Sekarang
ini bukan hanya karyawan yang mengamati, dunia juga mengawasi kami. Anda
harus terbiasa dengan itu,” ujarnya.
Jika Dibandingkan Kehidupan Sebelum Menjadi Pengusaha,
Lebih Bahagia Ketika Menjadi Guru.
Menurut pengakuannya, Ia lebih senang bekerja sebagai guru atau dosen
bahasa Inggris di kampung halamannya di Hangzhou, meski saat itu ia
hanya dibayar USD 12 atau sekitar Rp 160.000 setiap bulannya.
Terlalu Banyak Tanggung jawab Ketika Menjadi Orang Kaya.
Ketika kita memiliki sedikit uang maka kita tahu bagaimana cara untuk
menghabiskannya. Namun, Jack Ma bercerita ketika Ia memiliki USD 1
miliar dan itu bukan hanya uangnya saja, ia memiliki beban tanggung
jawab besar ketika akan menggunakannya. “Ini kepercayaan orang terhadap
saya,” jelasnya.
Bahkan Jack Ma juga pernah mengungkapkan jika ada kesempatan hidup untuk yang kedua, Ia tak akan pernah memilih berkecimpung di usaha digital seperti Alibaba.com.
“Setiap hari saya sibuk seperti presiden, jika punya kesempatan hidup
kedua, saya ingin menjadi diri sendiri dan menikmati hidup ini,” kata
dia Dilansir dari Shanghaiist, Selasa 28 Juni 2016, dalam sebuah
wawancara acara 20th St. Petersburg International Economic Forum.
0 komentar:
Post a Comment