Sampah antariksa merupakan sisa-sisa puing puing satelit yang sudah mati atau tidak aktif yang mengapung melayang di ruang angkasa. Sampah luar angkasa ini bisa berbahaya jika terjatuh ke bumi karena bisa mengenai pemukiman penduduk, bahkan pernah diberitakan ada orang kena serpihan dari luar angkas hingga tangannya sobek 10 cm, Diketahui bahwa pernah ada sampah antariksa yang pernah jatuh di indonesia tepatnya di sumenep, sampah ini diklaim sebagai sampah terbesar yang pernah terjun dari luar angkasa, berikut beritanya,
Puing roket Falcon 9 yang jatuh di Desa Lombang, Kecamatan Gili
Genting, Kabupaten Sumenep, pada Senin (26/9/2016) menjadi sampah
antariksa terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam konferensi pers
yang digelar di Bandung pada Jumat (7/10/2016) ini. Thomas menjelaskan, sejak berdiri, Lapan telah menemukan sampah
antariksa tiga kali. Puing sisa misi antariksa pertama yang ditemukan
adalah pecahan roket Rusia yang jatuh di wilayah Gorontalo pada tahun
1981. Kedua, salah satu bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 milik CIS
Rusia juga jatuh di Lampung pada 16 April 1988. Benda itu berfungsi
sebagai peluncur satelit Cosmos 1938 (satelit mata-mata militer).
Sementara itu, pecahan roket CZ-3 (satelit komunikasi DHF-3) milik
China menjadi benda antariksa berukuran besar ketiga yang ditemukan
Lapan. Benda itu jatuh di kebun karet Desa Bukit Harapan V, Kecamatan
Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, pada 14 Oktober 2003."(Temuan kali) ini paling besar dan paling banyak karena selebihnya
di Gorontalo hanya satu saja. Itu tabung hampir bentuk bola yang
berdiameter kira-kira 1 meter. Di Lampung juga sama. Kemudian di
Bengkulu hanya lempeng logam 60 x 60 sentimeter," ujar Thomas.
Peneliti Lapan, Rhorom Priyatikanto, mengatakan, puing Falcon 9 yang ditemukan adalah tiga tabung yang diberi nama composite overwrapped pressure vessel, berbobot 80-100 kilogram. Panel kontrolnya berbobot 5 kilogram. Tabung itu dalam keadaan kosong."Fungsinya untuk menampung helium. Helium itu mengatur tekanan liquid oxygen
yang ada dalam roket tersebut. Kemudian ada satu bagian mirip panel
kelistrikan, itu memang sistem kontrolnya roket itu," ucap Rhorom.Thomas menjelaskan, sebetulnya banyak sampah antariksa yang jatuh di
Indonesia, tetapi ukurannya relatif kecil dan sulit teridentifikasi.
"Banyak yang jatuh di laut, di hutan, mungkin bagi daerah yang punya
gurun jatuh di gurun," ungkapnya.Ada pula sampah antariksa yang jatuh terkontrol, yaitu sampah wahana
pemburu planet milik Rusia, Skylab. Sampah itu jatuh di Pasifik Selatan.
"Di luar itu, hingga kini belum ada lagi sampah antariksa yang jatuh
terkontrol," katanya. Jatuhnya sampah antariksa sulit diprediksi. Karenanya, negara-negara
pemilik benda antariksa itu biasanya mengirimkan peringatan ke negara
yang dilintasi sampah antariksanya. Namun, kali ini, Indonesia tak
mendapat peringatan akan jatuhnya puing roket Falcon 9.(kompas.com)
berita serupa dari merdeka.com,
Sebelum kejadian sampah antariksa yang jatuh di Sumenep, Jawa Timur,
kejadian serupa ternyata pernah menghinggapi Indonesia sebelumnya. Hanya
saja, sampah antariksa yang jatuh ke kandang sapi di Sumenep ternyata
yang terbesar.Sejauh
ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berarti sudah
menyimpan empat benda antariksa, dan ini (Rocket Falkon 9) yang
terbesar," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin di Kantor LAPAN,
Pasteur, Bandung, Sabtu (8/10/16).Pecahan roket berupa tabung yang
jatuh di Sumenep itu, merupakan bagian atas peluncuran satelit
komunikasi JCSAT 16 yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan
14 Agustus lalu. Tepat pada Senin 26 September sekitar pukul 09.21 WIB,
benda antariksa tersebut jatuh di kandang milik warga Sumenep.
Benda
itu terdapat empat bagian di mana tiga bagiannya menyerupai drum dengan
tiap drumnya seberat 80-100 kilogram. Adapun bagian terkecilnya
merupakan alat kontrol seberat 5 kilogram.Dia mengatakan, pada
1981 silam Indonesia pernah menjadi 'korban' antariksa di Gorontalo.
"Kami identifikasi itu bagian patahan bekas roket milik Rusia," ujarnya.Masih
sama yakni dari negara Rusia di mana pada 1988 Lampung juga ketiban
sampah antariksa. "Di Lampung bendanya sama yakni milik Rusia."
Lalu
pada 2003 lempengan pecahan dengan ukuran 60X60 cm jatuh di daratan
Bengkulu. "Lempengan pecahan roket itu punya RRC tahun 2003 lalu,"
ujarnya. Dan yang terbaru adalah kejadian di Sumenep.Dia
menambahkan, seluruh temuan benda tersebut disimpan di kantor LAPAN.
"Sedangkan yang kejadian di Sumenep, itu diserahkan pada spaceX
(perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat)," ujarnya.Lanjut
dia, masih banyak benda-benda antariksa yang jatuh ke Indonesia. Hanya
saja benda itu tidak melulu menyasar ke dataran karena, Indonesia
memiliki luasnya lautan dan hutan. "Jika yang ke laut itukan sulit kita
identifikasi," tandasnya seraya menyebut saat ini ada 17.800 sampah
antariksa. "17.800 itu besarnya se kepalan tangan."(merdeka.com)
Ternyata dimana mana manusia memang suka membuang sampah sembarangan bahkan luar angkasa pun sekarang jadi polusi sampah, Seandainya ada profesi pemulung luar angkasa pasti banyak yang akan melamarnya hehehe .... karena pekerjaan ini terkesan anti mainstream.. salam bikerzone
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
- APA AJA DEH
- aplikasi android
- Berita Astronomi
- BERITA MOTOR
- berita terkini
- berita unik
- cara membuat blog
- cara membuat website
- Daftar Nama Gunung
- domain
- domainesia
- DOWNLOAD FILM
- download game pc
- download musik
- DOWNLOAD SOFTWARE
- gadget review
- hobi
- hosting
- hosting domain murah
- hosting murah indonesia
- indonesia makin digital
- INFOTEK
- korban trading
- Lakalantas
- MOTOGP
- populer
- SCIENCE
- SEO
0 komentar:
Post a Comment