04:45
0
 Sampah antariksa merupakan sisa-sisa puing puing satelit yang sudah mati atau tidak aktif yang mengapung melayang di ruang angkasa. Sampah luar angkasa ini bisa berbahaya jika terjatuh ke bumi karena bisa mengenai pemukiman penduduk, bahkan pernah diberitakan ada orang kena serpihan dari luar angkas hingga tangannya sobek 10 cm, Diketahui bahwa pernah ada sampah antariksa yang pernah jatuh di indonesia tepatnya di sumenep, sampah ini diklaim sebagai sampah terbesar yang pernah terjun dari luar angkasa, berikut beritanya,
 
 Puing roket Falcon 9 yang jatuh di Desa Lombang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, pada Senin (26/9/2016) menjadi sampah antariksa terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam konferensi pers yang digelar di Bandung pada Jumat (7/10/2016) ini. Thomas menjelaskan, sejak berdiri, Lapan telah menemukan sampah antariksa tiga kali. Puing sisa misi antariksa pertama yang ditemukan adalah pecahan roket Rusia yang jatuh di wilayah Gorontalo pada tahun 1981. Kedua, salah satu bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 milik CIS Rusia juga jatuh di Lampung pada 16 April 1988. Benda itu berfungsi sebagai peluncur satelit Cosmos 1938 (satelit mata-mata militer).
Sementara itu, pecahan roket CZ-3 (satelit komunikasi DHF-3) milik China menjadi benda antariksa berukuran besar ketiga yang ditemukan Lapan. Benda itu jatuh di kebun karet Desa Bukit Harapan V, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, pada 14 Oktober 2003."(Temuan kali) ini paling besar dan paling banyak karena selebihnya di Gorontalo hanya satu saja. Itu tabung hampir bentuk bola yang berdiameter kira-kira 1 meter. Di Lampung juga sama. Kemudian di Bengkulu hanya lempeng logam 60 x 60 sentimeter," ujar Thomas.

Peneliti Lapan, Rhorom Priyatikanto, mengatakan, puing Falcon 9 yang ditemukan adalah tiga tabung yang diberi nama composite overwrapped pressure vessel, berbobot 80-100 kilogram. Panel kontrolnya berbobot 5 kilogram. Tabung itu dalam keadaan kosong."Fungsinya untuk menampung helium. Helium itu mengatur tekanan liquid oxygen yang ada dalam roket tersebut. Kemudian ada satu bagian mirip panel kelistrikan, itu memang sistem kontrolnya roket itu," ucap Rhorom.Thomas menjelaskan, sebetulnya banyak sampah antariksa yang jatuh di Indonesia, tetapi ukurannya relatif kecil dan sulit teridentifikasi. "Banyak yang jatuh di laut, di hutan, mungkin bagi daerah yang punya gurun jatuh di gurun," ungkapnya.Ada pula sampah antariksa yang jatuh terkontrol, yaitu sampah wahana pemburu planet milik Rusia, Skylab. Sampah itu jatuh di Pasifik Selatan. "Di luar itu, hingga kini belum ada lagi sampah antariksa yang jatuh terkontrol," katanya. Jatuhnya sampah antariksa sulit diprediksi. Karenanya, negara-negara pemilik benda antariksa itu biasanya mengirimkan peringatan ke negara yang dilintasi sampah antariksanya. Namun, kali ini, Indonesia tak mendapat peringatan akan jatuhnya puing roket Falcon 9.(kompas.com)


berita serupa dari merdeka.com,
Sebelum kejadian sampah antariksa yang jatuh di Sumenep, Jawa Timur, kejadian serupa ternyata pernah menghinggapi Indonesia sebelumnya. Hanya saja, sampah antariksa yang jatuh ke kandang sapi di Sumenep ternyata yang terbesar.Sejauh ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berarti sudah menyimpan empat benda antariksa, dan ini (Rocket Falkon 9) yang terbesar," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin di Kantor LAPAN, Pasteur, Bandung, Sabtu (8/10/16).Pecahan roket berupa tabung yang jatuh di Sumenep itu, merupakan bagian atas peluncuran satelit komunikasi JCSAT 16 yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan 14 Agustus lalu. Tepat pada Senin 26 September sekitar pukul 09.21 WIB, benda antariksa tersebut jatuh di kandang milik warga Sumenep.

Benda itu terdapat empat bagian di mana tiga bagiannya menyerupai drum dengan tiap drumnya seberat 80-100 kilogram. Adapun bagian terkecilnya merupakan alat kontrol seberat 5 kilogram.Dia mengatakan, pada 1981 silam Indonesia pernah menjadi 'korban' antariksa di Gorontalo. "Kami identifikasi itu bagian patahan bekas roket milik Rusia," ujarnya.Masih sama yakni dari negara Rusia di mana pada 1988 Lampung juga ketiban sampah antariksa. "Di Lampung bendanya sama yakni milik Rusia."

Lalu pada 2003 lempengan pecahan dengan ukuran 60X60 cm jatuh di daratan Bengkulu. "Lempengan pecahan roket itu punya RRC tahun 2003 lalu," ujarnya. Dan yang terbaru adalah kejadian di Sumenep.Dia menambahkan, seluruh temuan benda tersebut disimpan di kantor LAPAN. "Sedangkan yang kejadian di Sumenep, itu diserahkan pada spaceX (perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat)," ujarnya.Lanjut dia, masih banyak benda-benda antariksa yang jatuh ke Indonesia. Hanya saja benda itu tidak melulu menyasar ke dataran karena, Indonesia memiliki luasnya lautan dan hutan. "Jika yang ke laut itukan sulit kita identifikasi," tandasnya seraya menyebut saat ini ada 17.800 sampah antariksa. "17.800 itu besarnya se kepalan tangan."(merdeka.com)
 
Ternyata dimana mana manusia memang suka membuang sampah sembarangan bahkan luar angkasa pun sekarang jadi polusi sampah, Seandainya ada profesi pemulung luar angkasa pasti banyak yang akan melamarnya hehehe .... karena pekerjaan ini terkesan anti mainstream.. salam bikerzone

0 komentar:

Post a Comment