06:30
0
Kita ketahui umur manusia paling lama paling sekitar 70 tahun
sedangkan umur bintang di angkasa bisa mencapai ratusan juta hingga
miliaran tahun hingga ahirnya mereka padam, kalau manusia punya umur
lebih dari 100 tahun bisa dikatakan panjang umur , lalu berapakah umur
bintang yang tertua yg pernah ditemui? Simak beritanya berikut ini,

Keberadaan bintang-bintang tertua di alam semesta berhasil dikuak oleh
Marco Ajello, seorang astrofisikawan di University of California,
Amerika Serikat. Cahaya yang dipancarkan bintang-bintang kuno itu
mampu dideteksi menggunakan teleskop Antariksa Fermi Gamma-ray.
"Bintang-bintang ini mungkin adalah benda pertama yang terbentuk di
alam semesta," kata Ajello, seperti dikutip New York Times, Rabu 7
November 2012. "Mereka hanya terbentuk sekitar 500 juta tahun setelah
Big Bang."
Para ilmuwan meyakini bahwa Big Bang--ledakan besar yang membentuk
jagad raya--terjadi sekitar 13 miliar tahun lalu. Sejak saat itu alam
semesta terus berkembang, bintang dan planet serta benda antariksa
lainnya tercipta.
Ajello mengatakan, bintang-bintang pertama yang mengisi alam semesta
berukuran besar dan terutama terbentuk dari gas hidrogen.
Bintang-bintang ini lantas terbakar secara cepat dan meledak ejak dini
menjadi supernova. "Kendati keberadaannya sudah lama musnah, tapi
cahaya dari mereka masih terpancar," kata dia.
Mengukur cahaya bintang kuno secara langsung adalah mustahil karena
cahaya dari galaksi Bima Sakti (tempat Bumi berada) jauh lebih kuat.
Ajello hanya bisa memanfaatkan sinar gamma untuk mendeteksi jejak
cahaya itu. Metode ini membuatnya bergantung pada blazar, galaksi
terjauh yang memancarkan sinar gamma.
"Mereka seperti mercusuar yang sangat jauh dari Bumi," kata Ajello.
Menurutnya, bintang-bintang kuno itu berada pada dimensi jarak yang
berbeda dengan Bumi, sehingga kadar cahaya yang terpancar di zaman
yang berbeda dapat dideteksi.
Ajello dan rekan-rekannya mengumpulkan berbagai data pancaran cahaya
di alam semesta, mulai dari yang berusia 4 miliar tahun, 8 miliar
tahun, dan 11 miliar tahun setelah Big Bang. Ia berharap dapat
memetakan titik-titik petunjuk yang tepat untuk menuntun ke masa awal
terbentuknya alam semesta.
"Karena alam semesta terus berkembang, cara terbaik untuk mengukurnya
adalah pergi sejauh mungkin ke awal sejarah alam semesta," katanya. Ia
memperkirakan 1-2 miliar tahun setelah Big Bang merupakan waktu yang
pas untuk memperoleh pengukuran yang lebih akurat.
Ajello melakukan penelitian saat masih bekerja di Stanford University.
Ia dan rekan-rekannya melaporkan temuan ini dalam jurnal Science edisi
terbaru.(tempo.co)

0 komentar:

Post a Comment