08:19
0

kondisi bus



pemakaman korban

bus terjun ke sungai
Seperti dilaporkan dari Tribunnews.com, Kecelakaan yang mengakibatkan tujuh penumpang bus meninggal terjadi di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.Bus pariwisata PO Sularis Jaya K1677CD terperosok ke sungai di Dusun Banaran, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (26/2/2917) sekitar pukul 10.30 WIB."Semula bus melaju berkecepatan kencang dari arah Cemoro Kandang, Tawangmangu. Setibanya di lokasi kejadian, laju bus tak terkendali lalu terperosok ke sungai. Posisi bus terbalik," kata Kepala Basarnas Jateng, Agus Haryono, kepada Tribunjateng.com.

Supir bus Solaris Jaya yang jatuh ke jurang di Tawangmangu, Karanganyar, diamankan di Polsek Tawangmangu."Supir bus bernama Suyitno. Dia sudah kami amankan di Mapolsek Tawangmangu," ujar Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Ahdi Rizaliansyah, Minggu (26/2/2017).Mengutip keterangan Suyitno, Ahdi menyatakan bus berisi 29 orang termasuk supir dan kernet meluncur dari arah Cemoro Kandang ke Tawangmangu dengan melewati jalur lama Gondosuli.Di turunan curam itu, tiba-tiba lajunya tak terkendali karena rem blong dan ban depan sisi kiri pecah.Sopir makin sulit mengendalikan bus itu di turunan berkelok.Akhirnya menghantam tiang dan meluncur ke jurang berkedalaman 30 meter dengan posisi moncong di bawah.Jarak dasar jurang dengan minibus sekitar enam meter saat kendaraan itu terhenti oleh rimbunan pepohonan."Tidak ada jejak pengereman di aspal. Kecepatannya 50-60 km/jam dengan medan menurun. Driver berusaha mengembalikan keseimbangan namun as sudah goyah," jelas AKP Ahdi.

Jumlah penumpang dalam bus ada 29 orang, termasuk supir.

Berikut identitas tujuh korban meninggal:

1. Suwandi, Wonokasian RT 6 RW 2, Wonoayu, Sidoarjo, Jatim

2. Ica Susilowati, 23 tahun (anak Suwandi)

3. Ria Resbara, Sidoarjo, Jatim

4. Dra Hj Zuhro, Ketimang RT 7 RW 2 Wonoayu, Sidoarjo, Jatim

5. Puji Haryanto, Padangan RT 7 RW 3, Tulangan, Sidoarjo, Jatim

6. Ega, Sidoarjo, Jatim

7. Belum diketahui identitasnya, masih di RSUD Karanganyar


Pemakaman Korban

suwandi (tengah) dan icha anaknya , korban meninggal
Seperti dilaporkan dari detik.com, Dua dari enam jenazah korban kecelakaan Bus PO Solaris Jaya, rombongan Guru UPT SD Negeri Jimbaran Wetan Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, dimakamkan satu liang.Sebelumnya, enam jenazah diserahkan ke Puskesmas Wonoayu dan diteruskan ke keluarga masing-masing, dihadiri Bupati Sidoarjo Saiful Illah, Senin (27/2/2017) dini hari. Bus yang ditumpangi para korban mengalami kecelakaan di Dusun Banaran, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dua dari korban kecelakaan yang masih satu keluarga, Suwandi (50) dan anaknya, Icha Susilowati (23) dimakamkan satu liang lahat. Istri Suwandi, Ny Iin tidak bisa menghadiri pemakaman keduanya karena menjadi korban dan dirawat di rumah sakit di Jawa Tengah.

Meski begitu warga Desa Wonokasihan RT 7 RW 2 tetap menyiapkan keluarga korban dengan baik. Pihak keluarga sengaja memakamkan Suwandi dan Icha dalam satu liang lahat, karena kepala keluarga tersebut sangat sayang dengan anaknya.
Enam korban kecelakaan di Tawangmangu diserahkanEnam korban kecelakaan di Tawangmangu diserahkan. Kepala Desa Wonokasihan Ach Sanusi mengaku turut berduka musibah yang dialami warganya. Dan pemakaman satu liang lahat ini baru pertama kali dilakukan di desanya. "Peristiwa kecelakaan ini baru pertama kali terjadi. Dan saya kenal baik dengan korban, orangnya baik. Tentang pemakaman satu liang itu karena anaknya yang paling disayangi," kata Sanusi ditemui di lokasi pemakaman.

Sementara Ketua PGRI Sidoarjo Suprapto membenarkan jika rombongan guru yang ke pergi Jawa Tengah dalam rangka pisah sambut Kepala Sekolah SDN Jimbaran Wetan dan Jimbaran Kulon."Kami ikut berduka atas peristiwa ini. Beliau adalah kepala sekolah SDN Jimbaran Kulon. Dan acara yang diikuti almarhum adalah pisah sambut Kepala Sekolah SDN Jimbaran Wetan dan Jimbaran Kulon," jelas Suprapto di lokasi.
Suwandi dan anaknya dimakamkan satu liangSuwandi dan anaknya dimakamkan satu liang Foto: Suparno

Tiga hari sebelum meninggal dunia, Suprapto sempat bertemu dengan Suwandi dan menanyakan jauhnya lokasi pisah sambut kepala sekolah. "Tapi saat itu Pak Suwandi hanya tersenyum saja tidak menjawab. Dan saat itu saya melihat senyuman terakhir Pak Suwandi," tambahnya.Dari pantauan detikcom, ratusan warga dan rekan korban dari PGRI tampak hadir mengiringi pemakaman bapak dan anak tersebut. Sementara keluarga korban berkomentar karena masih berduka.Rombongan para guru dengan tujuan wisata Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menggunakan bus pariwisata PO Solaris Jaya Nopol K 1677 CD. Sebelum tiba di tempat tujuan wisata, tepatnya di Jalan umum Dusun Banaran Desa Gondosuli Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, bus yang melaju dari atas dengan kecepatan tinggi sulit dihentikan dan terperosok hingga terbalik ke sungai di wilayah Dusun Banaran.

 Evakuasi Selama 7 Hari 

dari solopos melaporkan Minibus Solaris Jaya yang jatuh ke jurang sedalam 10 meter di Banaran, Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Minggu (26/2/2017) lalu baru berhasi dievakuasi, Sabtu (4/3/2017) sore, atau setelah tujuh hari berada di jurang.Upaya evakuasi kendaraan itu butuh waktu sekitar empat hari karena kondisi medan yang terjal. Pantauan Solopos.com, minibus tersebut dibawa ke Mapolres Karanganyar, Minggu (5/3/2017) pukul 11.00 WIB.Kendaraan itu ditarik menggunakan mobil derek dan dikawal mobil polisi lalu lintas Polres Karanganyar. Beberapa warga yang melihat iring-iringan kendaraan itu mengabadikannya memakai kamera ponsel.Musibah kecelakaan maut di jalur lama Tawangmangu-Magetan sepekan lalu membuat gempar masyarakat. Kecelakaan itu mengakibatkan enam penumpang minibus itu meninggal dunia.

Salah seorang pengguna jalan, Yunan Danang Jaya, menuturkan jalur lama Tawangmangu memang dikenal rawan kecelakaan. Penyebabnya jalur yang terlampau curam dan sempit.Warga asal Caruban, Jatim, yang kini tinggal di Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, itu memilih lewat jalan tembus, ketimbang jalur lama. “Sejak ada jalan tembus saya pilih lewat jalan itu,” aku dia, Minggu.Kendati demikian, Yunan mengeluhkan kondisi jalan tembus yang kerap terkena longsoran bebatuan tebing. Dia mendesak penanggung jawab jalan segera memperkuat tebing tersebut.“Saat ini sebagian material longsor masih ada di badan jalan tembus. Saat hujan bisa terjadi longsor sewaktu-waktu. Ini mesti segera ditangani agar tak jatuh korban jiwa,” saran dia.

Komandan Relawan Lintas Tawangmangu (Realita), Sutrisno, mengimbau para penggguna jalan yang lewat di Tawangmangu agar ekstra hati-hati, terutama saat hujan turun dan malam hari. Menurut dia, salah satu lokasi rawan kecelakaan yaitu di Pertigaan HI Kalisoro, Tawangmangu. Beberapa hari lalu seorang perempuan pengendara motor meningal dunia karena tertabrak mobil di lokasi itu.

Warga dan berbagai elemen masyarakat tengah mengumpulkan dana untuk pengadaan tong yang akan dipasang di Pertigaan HI. Tong-tong itu untuk menyekat antara jalur lama dengan jalan tembus.Gerakan itu disebut Sutrisno sebagai respons warga atas seringnya terjadi kecelakaan di Pertigaan HI. “Pengumpulan donasi masih berjalan. Sudah terkumpul beberapa juta rupiah,” ujar dia.Lokasi lain yang rawan lakalantas yaitu jalan lama Tawangmangu-Magetan. Ruas jalan itu cukup curam. Pengguna jalan diimbau memilih jalan tembus Tawangmangu.“Jalan lama itu rawan banget. Selain curam, saat ini sudah banyak lubang jalan. Jadi lebih baik lewat jalan tembus saja. Utamakan keselamatan, keluarga menanti di rumah,” seru dia.








0 komentar:

Post a Comment