02:15
0


Sebagaimana diberitakan oleh Tribunnews telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan Miftahul Ummam (16), pelajar SMA di Kabupaten Jembrana tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya ditabrak bus, Senin (30/1/2017). Ummam tewas di tempat Ia dan sepeda motornya terseret sepanjang 97 meter. Kecelakaan maut ini terjadi di jalur Tengkorak, Denpasar-Gilimanuk di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, Senin (30/1/2017) sekitar pukul 17.45 Wita. Saat itu, siswa warga Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya ini datang dari arah selatan menuju ke utara mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter MX bernomor polisi DK 4847 WM. Korban yang datang dari arah pantai ini kemudian menyeberang begitu saja tanpa memerhatikan kendaraan melintas yang ada di sekitarnya. Maut pun datang menjemput. Pada waktu yang bersamaan, dari arah timur menuju barat, Bus Pahala Kencana bernomor polisi B 7898 IZ yang dikemudikan oleh Dodik Datmansyah (37) asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur melaju kencang.

Tabrakan tak bisa dihindari. Motor korban yang tersangkut di bawah bemper depan bus terseret hingga sejauh hampir 100 meter ke arah barat. Ummam pun tewas di tempat. Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP I Nyoman Sukadana mengatakan, korban menderita patah tulang pada leher dan lutut kanan. Selain itu, kepala belakangnya pecah karena tidak dilindungi helm Sedangkan, kata dia, sopir bus dalam keadaan sehat walafiat usai kecekalaan maut tersebut. Sepeda motor korban tampak masih melekat di bemper depan bus dengan kondisi yang nyaris tertekuk menjadi dua bagian. Begitu pula dengan bemper depan bus yang tampak ringsek berat dalam kecelakaan itu. Usai melangsungkan olah TKP, pihaknya pun mengamankan sopir bus untuk dimintai keterangannya. "Diduga karena korban kurang hati-hati saat menyeberang. Jadi motornya terseret hingga sejauh 97 meter. Korban meninggal dunia di tempat," tandas Sukadana. Kelian Banjar Candikusuma, Ida Bagus Gunawan mengatakan, lokasi kejadian yang berada di Km 109-110 ini sering terjadi kecelakaan maut hingga menelan korban jiwa.

Berulangkali sudah ia melangsungkan pecaruan guna menetralisir energi negatif di sekitar lokasi kecelakaan. Ia meminta agar lokasi tersebut dipasangi traffic light. Sebab, lokasi ini adalah jalur jalur bagi murid SDN 1 Candikusuma. "Sudah seringkali kecelakaan hingga menelan korban jiwa di sini yang korbannya juga warga kami. Sebelumnya ada truk yang menabrak pohon perindang, guru yang meninggal di tempat dan warga lokal juga yang meninggal di tempat usai dari pertigaan itu," bebernya. "Ini jalur kencang pak, jadi pas orang dari selatan datang itu dikira masih jauh kendaraan dari barat atau timur tapi kalau sudah menyeberang tiba-tiba jadi dekat. Makanya dikenal angker, bahkan sempat dibangun sebuah pelinggih di utara jalan tapi masih saja ada korban jiwa," sambungnya. (Tribunnews)

0 komentar:

Post a Comment