Jaman dahulu motor masih sangat sedikit, berbeda dengan jaman sekarang, dulu masih didominasi sepeda ontel, angkutan umum dan juga banyak orang yang berjalan kaki, makanya orang dulu umurnya panjang-panjang karena sehat sering bergerak, kalau orang sekarang jarak berapa meter saja pakai motor. Bicara jaman dahulu kita juga bisa membaca sejarah sepeda motor seperti yang kami kutip dari motorlama.com berikut ini.
motor pertama dimuseum |
Sepeda motor ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1895 ketika seorang pemain sirkus asal Perancis membawanya ke New York. Jadi, meski yang membawanya bukan orang pribumi Indonesia, tetapi sebuah hal yang luar biasa ketika sepeda motor komersial pertama di dunia ternyata langsung dikirim ke Indonesia pada tahun pertama pembuatannya. Terlebih lagi, baru dua tahun kemudian sepeda motor komersial pertama tersebut masuk Amerika Serikat. Jadi, sepeda motor yang pertama kali masuk Indonesia merupakan sepeda motor pertama di dunia juga.
Sepeda motor ini tidak menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan langsung oleh kruk as (crankshaft). Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama di dunia ini sudah mengusung teknologi yang sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air, dan berkapasitas mesin besar yaitu 1.500 cc dengan bahan bakar bensin atau nafta. Namun, meski bermesin besar tetapi tenaga kuda yang dihasilkan sangat kecil hanya 2,5HP saja pada 240rpm. Bayangkan dengan motor gede jaman sekarang diatas 1000 cc biasanya tenaganya diatas 200 HP contoh saja kawasaki ninja H2R bisa mencapai 310 HP. Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel listrik.
Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan
mesinnya. Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan
rusak di garasi di kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok
selama 40 tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan
berkarat. Atas bantuan montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor
milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan
disimpan di kantor redaksi mingguan De Motor. Kemudian sepeda motor
antik itu diboyong ke Museum Lalu Lintas (Museum Polisi) di Surabaya
yang kemudian pada tahun 1934 disumbangkan ke Museum Negeri Mpu Tantular
di Sidoarjo dengan nomer inventaris 10.81 kategori IPTEK namun
memberikan deskripsi yang berbeda, yaitu sebagai sepeda motor uap merk
Daimler.
Pada 1899, di negeri ini juga sudah hadir sepeda motor listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai, yang bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga digunakan untuk menarik wagon penumpang. Sepeda motor De Dion Bouton cukup terkenal di masanya. Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan pada merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya adalah Ariel Motorcycles di Inggris.
Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta juga terlihat mempunyai sepeda motor dan beberapa buah mobil. Pada masa itu, memang hanya orang Belanda dan Inggris serta disusul pribumi ningrat yang mempunyai kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal. Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula. Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 – 1926. R.S Stockvis & Zonnen Ltd merupakan salah satu perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika).
Adu Kecepatan dan Touring Motor Jakarta Surabaya Pakai Motor Klassik
Ada kisah menarik jaman dahulu yaitu adu kebut mobil dan motor waktu touring jakarta-surabaya yang berjarak 800 km, Pengendara mobil di Indonesia masa itu
ternyata tidak lepas dari gelegak kompetisi seperti pengendara di luar
negeri. Mereka acap kali membuat catatan rekor perjalanan dan jalur yang
dianggap umum saat itu adalah Batavia - Soerabaja. Tidak mau kalah
dengan pengendara mobil, pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan
rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia (Jakarta) sampai Soerabaja
(Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer. Namun, tidak seperti
rute mobil yang dicatat secara rinci dalam sumber sejarah, rute sepeda
motor agak umum. Hanya disebutkan dari Batavia kearah Bandung,
Semarang, Blora, Tjepu, menuju Soerabaja..
Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45 menit.Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de Raadt. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam. Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37 menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam.
Rekor itu sempat bertahan selama lima bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52 kilometer per jam.Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917, Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata 60 kilometer per jam.
Gerrit de Raadt yang pertama kali membuat rekor 20 jam 45 menit kemudian memperbaiki rekor terakhirnya dengan sepeda motor Rudge pada 18 Agustus 1932 dengan catatan waktu 10 jam 1 menit atau tidak lebih dari setengah waktu rekor pertamanya. Saat inipun, menempuh Jakarta – Surabaya dalam waktu 10 jam mengendarai motor merupakan pencapaian yang tidak mudah, karena kondisi jalan raya yang sudah ramai dan sangat macet. Sejak tahun 1934, rute Batavia-Soerabaja tidak lagi hanya melalui Bandung yang jaraknya 845 kilometer, tetapi juga melalui jalur utara (lewat Pamanukan) yang jaraknya lebih pendek 45 kilometer. Pada tahun 1950, ribuan motor BMW masuk ke Indonesia dengan dua cara, yaitu lewat jalur pemerintah (hanya perwira yang diizinkan) dan lewat jalur swasta dengan membangun tempat pameran dan pemesanan.
Di
Bandung saat itu ada dua, yaitu NV Spemotri yang gedungnya saat ini
menjadi Bank Niaga di Dago, dan CV Dennbarr di Simpang Lima Bandung.
Yang paling banyak masuk Indonesia adalah BMW satu silinder 249 cc,
yaitu R25, R26, dan R27. BMW menjadi semacam kendaraan resmi pembuka
jalan acara kenegaraan seperti ketika mengawal masuknya bendera Merah
Putih ke Bandung tanggal 28 September 1961. Varian langka BMW R51/2
500 cc keluaran 1952 diyakini hanya ada dua di Indonesia. Pada awal
tahun 1960-an, skuter Vespa masuk Indonesia disusul dengan skuter
Lambretta pada akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda
motor asal Jepang, Honda, Suzuki, Yamaha, dan belakangan juga
Kawasaki. Pada akhirnya, bagaimanapun, seperti juga terjadi di seluruh
dunia, motor (mobil) Jepang akhirnya merajai pasar otomotif dunia.
Nah sekarang anda lihat sendiri dunia sekarang sudah berbeda, dulu motor hanya dimiliki kaum elit dan bangsawan saja, sekarang bocah SD pun sudah seenaknya bawa motor tidak kawatir kecelakaan, sekarang juga sudah ada motor instan atau motor matik yang tidak pake perseneling juga. Semakin memudahkan orang bertransportasi, ada juga jenis motor aksi atau motor trail untuk trabas segala medan. nah demikian saja semoga bermanfaat
Refrensi : Motorlawas.com
terimakasih sob buat infonya dan salam kenal
ReplyDeletemantap bos artikelnya dan sangat menarik
ReplyDeletemakasih gan infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDelete